K O R U P S I
Budaya dan identitas bangsa
( di tulis oleh Muh. Nurul Arifin )
Apakah korupsi identitas atau budaya bangsa
Bangsa Indonesia yang terbentuk pada pada 17 agustus 1945, setelah bung karno membacakan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang sangat besar yang begitu di segani di kancah dunia terlebih di kancah Asia tenggara. Indonesia kemudian muncul sebagai negara yang kuat, menjadi salah satu pencetus dari kelompok
negara-negara yang tergabung dalam Non-blok ketika terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Indonesia juga menjadi negara yang turut berperan dalam perdamaian dunia, memberikan sumbangsih dengan memberikan bantuan beras kepada negara-negara eropa yang mengalami krisis saat itu, indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang cerdas, banyak warga-warga indonesia yang di pekerjakan menjadi guru seperti di malasia saat itu. Bangsa yang begitu terkenal dengan sumber daya alamanya yang begitu besar. Itulah Indonesia. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, masihka itu kita rasaakan saat ini ?
negara-negara yang tergabung dalam Non-blok ketika terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Indonesia juga menjadi negara yang turut berperan dalam perdamaian dunia, memberikan sumbangsih dengan memberikan bantuan beras kepada negara-negara eropa yang mengalami krisis saat itu, indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang cerdas, banyak warga-warga indonesia yang di pekerjakan menjadi guru seperti di malasia saat itu. Bangsa yang begitu terkenal dengan sumber daya alamanya yang begitu besar. Itulah Indonesia. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, masihka itu kita rasaakan saat ini ?
Berbicara mengenai Identitas bangsa, tentu kita tidak akan terlepas dari persoalan budaya yang kemudian membentuk identitas bangsa tersebut serta 3 pembagian identitas bangsa itu sendiri. Yakni, pertama identitas fundamental yaitu hal-hal yang menjadi dasar atau pondasi bangsa ini yakni pancasila, dasar negara, serta ideologi negara. Kedua identitas instrumental yakni UUD 1945, bahasa indonesia, lambang negara dan ketiga identitas alamiah seperti pluralisme suku, budaya, agama, dan lain-lain. Hal tersbeutlah yang menjadi identitas atau ciri yang kemudian membedakan bangsa kita dengan bangsa yang lain.
Di sisi lain bangsa ini juga punya budaya luhur yang terus di jaga hingga saat ini. Budaya ini kemudian tidak terlepas dari identitas bangsa yang mencerminkan bangsa itu sendiri. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang begitu kental dengan semangat solidarismenya dalam bentuk gotong royong, etika dan sopan santun khas budaya timur, serta adat istiadat dan kebudayaan daerah yang mempunyai kekhasan tersendiri yang semakin mempertegas eksistensi dan kekayaan bangsa ini.
Namun di balik segala kekayaan tersebut kita juga harus menghadapi dua fakta yang menyakitkan. Yang pertama Yaitu kekayaan alam yang begitu besar ini mulai di eksploitasi oleh pihak asing dan kebudayaan yang begitu banyakpun di asumsikan oleh beberapa negara lain sebagai kebudayaan mereka. Yang kedua dan yang paling mencoreng nama bangsa ini ialah adanya fakta bahwa bangsa ini untuk sekarang menduduki posisi ke 5 sebagai negara terkorup di dunia setelah sebelumnya berada di posisi tiga. Itupun masi ada asumsi buruk yang muncul bahwa di umumkannya Indonesia turun 2 peringkat sebagai negara terkorup ini hasil sogokan kepada ICW yang melakukan riset tersebut. Jangan tertawa membaca ini tapi sadarlah bahwa kita benar-benar tidak baik-baik saja.
Di tahun 2007 saja, kasus korupsi di indonesia berdasarkan info di situs lembaga peradilan Tindak Pidana Korupsi mencapai 1556 kasus, tahun 2009 hanya berbeda 3 kasus yakni 1553, sedangkan di tahun 2010 sebanyak 2315 kasus dan tahun 2011 cukup baik dengan 752 kasus. Belum lagi kasus-kasus yang tidak terdeteksi baik kasus kecil maupun besar, tentu jumlahnya juga pasti cukup besar. Melihat fakta-fakta ini maka wajarlah jika bangsa ini di cap sebagai negara korupsi.
Selain fakta di atas ada lagi fakta lain yang membuktika mental-mental korupsi di bangsa ini memang sejak dulu telah mendarah daging. Di bawah ini adalah tabel kasus korupsi terbesar di indonesia dimana mantan presidsen Indonesia merupakan pelaku korupsi terbesar di dunia.
No.
|
PRESIDEN
|
NEGARA
|
BERKUASA
|
Dugaan korupsi (US $)
|
1
|
HM Soeharto
|
Indonesia
|
1967-1998
|
15-35 milyar
|
2
|
Ferdinand E. Marcos
|
Filipina
|
1972-1986
|
5-10 milyar
|
3
|
Mobutu Sese Seko
|
R.D. Kongo
|
1965-1997
|
5 milyar
|
4
|
Sani Abacha
|
Nigeria
|
1993-1998
|
2-5 milyar
|
5
|
Slobodan Milosevic
|
Serbia
|
1993-1998
|
1 milyar
|
6
|
Jean-Claude Duvalier
|
Haiti
|
1971-1986
|
300-800 juta
|
7
|
Alberto Fujimori
|
Peru
|
1990-2000
|
600 juta
|
8
|
Pavlo Lazarenko
|
Ukraina
|
1996-1997
|
144-200 juta
|
9
|
Arnoldo Aleman
|
Nikaragua
|
1997-2002
|
100 juta
|
10
|
Joseph Estrada
|
Filipina
|
1998-2001
|
78-80 juta
|
Sekarang apa yang bisa kita katakan untuk membela bangsa ini. Tentu tidak ada, karena data di atas merupakan fakta-fakta yang benar adanya.
Satu lelucon yang cukup menarik namun dapat membuat kita sadar. Di TV pernah di siarkan komedi, dimana salah satu aktornya ingin menjawab teka-teki. Pertanyaannya adalah salah satu negara terkorup di dunia 4 kotak menurun. Secara spontan ia menjawab kita. Hal ini menunjukka bahwa paradigma Indonesia sebagai negara korupsi sudah melekat, seakan sudah menjadi identitas bangsa ini. 4 kotak itu sudah jelas bukan di maksudkan indonesia. namun paradigma itu membuat aktor tersebut dengan settingan sutradaranya memaksakan jawaban yang menunjuk ke bangsa ini. Begitu pula orang-orang lain baik asing maupun rakyat kita sendiri. Ketika di tanya tentang ciri bangsa ini, buka panca sila, sopan santun, lagu bangsa, ataupun budayanya yang mereka ingat. Tapi korupsinya lah yang mereka sebutkan. Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingankorupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah.
Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia.
Pertanyaan yang muncul yang kemudian sama-sama harus kita pikirkan adalah, apakah korupsi memang benar-benar telah menjadi identitas kita ataupun budaya bangsa kita. Kalaupun bukan, apa yang harus kita lakukan untuk menhilangkan paradigma buruk itu, dan bagaimana meminimalisir seminimal mungkin kasus korupsi di bangsa ini.
0 Komentar