Ticker

6/recent/ticker-posts

PAPUA MASIH IRONI

Malam tadi saya membaca sebuah penggalan kalimat. Katanya "Ironi adalah sebuah kondisi dimana kita seharusnya mampu mendapatkan sesuatu itu tapi realitasnya kita tak mendapatkan apapun dari sesuatu itu". Sontak saya teringat tulisan saya "PAPUA ADALAH IRONI" yang saya tulis setahun yang lalu.

Pendapat itu tentu bukan pendapat yang muncul begitu saja. PAPUA sebagai salah satu wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah wilayah yang sangatlah kaya. Perutnya adalah "EMAS" dan Kulitnya adalah "TEMBAGA" Dan bagian tubuh lainnya tentu bisa kita deskripsikan sendiri jika kita memang bangsa Indonesia. Dengan kondisi seperti itu menjadi wilayah yang maju dan menjadi bangsa yang besar tentu bukanlah hanya sekedar mimpi bagi masyarakat PAPUA dan bangsa Indonesia "SEHARUSNYA". Namun seperti judul dari tulisan ini, itulah "IRONI".          
nah, lupakan sejenak persoalan "MIMPI" tadi atau persoalan pelanggaran HAM dan OPM yang ada di PAPUA, mari kita berpindah ke persoalan "IRONI" yang lebih "IRONI" lagi. Bahwa realitasnya PAPUA adalah aset paling berharga negeri ini. Masalahnya, lihatlah PAPUA hari ini. Dari seluruh "Survey di hampir semua indikator pembangunan Sumber daya manusia" PAPUA selalu menunjukkan angka terendah dari seluruh wilayah di Indonesia. survey terakhir september 2016-maret 2017 menunjukkan bahwa masyarakat miskin di daerah yang telah diberi otonomi Khusus ini mengalami peningkatan. Fakta lain yang mungkin tidak semua dari kita tahu bahwa segala akses dan teknologi yang akhirnya berhasil sampai ke "TIMUR SANA" nyatanya sebagian besar hanya dinikmati oleh pendatang saja yang bermukim di pusat kota PAPUA. Sedangkan masyarakat PAPUA ASLI yang moyoritas berada di pedalaman PAPUA harus menangis dalam diam dengan realitas ini. Lihatlah bagaimana masyarakat PAPUA pantas di sebut sebagai sebuah "IRONI".    
   
Saya sekali lagi teringat perkataan seorang idola saya Bapak B. J. Habiebi "Jika tak mampu mensejahtrakan mereka maka berikan mereka kebebasan menentukan arah hidupnya sendiri" perkataan ini tentu tidak mengarah pada pembebasan PAPUA dari pangkuan ibu pertiwi tapi himbauan agar memperlakukan "RAKYAT INDONESIA DI PAPUA" layaknya rakyak Indonesia lainnya. Dan pada akhirnya segala permasalahan mengenai papua tentu akan sulit untuk kita pahami karena kita bukanlah PAPUA. Kita adalah (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi) kita adalah Rakyat Indonesia tanpa penggalan kata "IRONI", Indonesia punya Harta, teknologi, pengetahuan, ketentraman, listrik, air minum bersih, pendidikan yang layak, infrastruktur dan suprastruktur yang berkembang dan kitapun memilikinya dengan baik, sesuatu hal yang tidak dimiliki saudara kita di ujung "TIMUR" sana padahal mereka sama "MEREKA JUGA INDONESIA YANG LAYAK MERASAKAN RASANYA MENJADI INDONESIA".

Posting Komentar

0 Komentar