![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQLo8KRimlMXO8YSOP3KSsq9Z2f-irynbCQ2Bkqj26xTjEZR8JD8QPQjYgq5b0pomgu1ic7wWVisIahyphenhyphenQBsAMB9tKgJUOnmozHwvpdgywClHtc3hjzNGljPfcKnYoSr-oAtU_v4AL9X7XF/s1600/setya.jpg)
Setya Novanto dilaporkan meninggalkan Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur, Senin malam (02/10).
Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengajukan perpanjangan pencegahan
dan penangkalan (cekal) ke luar negeri terhadap Setya Novanto dan
berlaku sampai April 2018.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan
Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (HAM) Agung Sampurno mengatakan, seperti dikutip kantor berita
Antara, telah menerima surat dari KPK terkait permintaan "pencegahan
pelarangan ke luar negeri atas nama Pak SN untuk kasus pengadaan KTP
Elektronik."
Tagar #ThePowerofSetyaNovanto paling populer dan
disinggung hampir 15.000 kali sampai Minggu (01/10) dan sebagian besar
berisi guyonan satir dan dikaitkan dengan berbagai hal mulai dari Moto
GP sampai bangun kesiangan dan "mataharinya yang minta maaf."
Tama
Satria Langkun, koordinator hukum Indonesian Corruption Watch
mengatakan berbagai tagar ini menunjukkan perhatian masyarakat yang
besar atas kasus korupsi dan merupakan satir terkait betapa seringnya
Setya Novanto lepas dari jeratan kasus korupsi.
- Setya Novanto menangi praperadilan, ICW mengaku 'sudah menduga'
- Mengapa semua yang dilakukan Setya Novanto 'salah' di mata netizen?
- Terpidana korupsi Vietnam diganjar hukuman mati
"Pra
peradilan melihat perkara secara formil dan prosedural...tapi materi
perbuatannya tak dijamin di situ. Ini bisa buat catatan di masyarakat
bahwa kasus ini belum selesai di pra peradilan," tambahnya.
Hakim
Pengadilan Jakarta Selatan Jumat (29/09) lalu menetapkan status
tersangka Setya Novanto yang dialamatkan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) -dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk
elektronik- tidak sah.
Berbagai komentar lewat Twitter termasuk Irwan Suryadi
Ridwan @IrwanSuryadi yang menulis, "Setnov telat nonton live moto GP,
startnya diulang lagi," dan Fahrizal Ulinnuha, "Papa setnov kalo males
ngantor, tanggalan di kalender jd warna merah."
Namun sejumlah
pengguna lain mengaitkan tagar ini dengan upaya masyarakat ikut
memberantas korupsi seperti yang ditulis @HerryRodin, "Hello dunia,
sebagai informasi, masyarakat Indonesia memerangi korupsi dengan tagar,
#ThePowerofSetyaNovanto."
Orang-orang kuat sulit tersentuh
Hamdi
Muluk, guru besar psikologi politik Universitas Indonesia, menyebut
berbagai tagar yang muncul dalam beberapa minggu terakhir termasuk
#ThePowerofSetyaNovanto menunjukkan kemarahan masyarakat terkait
penegakan korupsi di Indonesia.
"Sudah banyak kasus dan selalu
lolos...kasus papa minta saham misalnya lolos...Ketika sekarang juga
lolos, orang bertanya-tanya kemana arah penegakan pemberantasan korupsi
Indonesia ke depan, bila orang-orang kuat sulit tersentuh. Itu sekarang
akhirnya publik menyampaikan keprihatinan dengan hashtag macam-macam,
termasuk hal-hal yang satir," kata Hamdi. "Orang tak berdaya, ini kok hebat banget ini orang ya," tambahnya. Kasus
Papa Minta Saham pada 2015 yang disinggung Hamdi dan Tama tadi
menyangkut dugaan permintaan saham PT Freeport Indonesia dengan mencatut
nama Presiden Joko Widodo.
Dan
di antara berbagai tagar #ThePowerofSetyaNovanto, banyak yang bisa
membuat kita "tersenyum", kata sejumlah pengguna. Inilah beberapa di
antara yang kami temukan.
Setnov nyetir mobil, pas mau nyeberang rel ada kereta, eh malah keretanya yg berhenti. #ThePowerofSetyaNovanto— Hidan (@hidahidaan) 1 Oktober 2017
0 Komentar