Senin 29 05 2012, Seorang pria ( 17 tahun ) duduk
termenung di teras depan rumahnya, ia sedang merenung sambil merokok dan minum kopi.. tiba-tiba alunan suara berda teriakan terdengar dari dalam rumahnya, “ Toni, bantu ayah menjaga adikmu nak “… tanpa mebalas sepatah katapun, ia pergi meninggalkan rumahnya tanpa menghiraukan perintah ayahnya. Sang ayah pun yang telah menunggu lama, keluar.. air matanya menetes saat melihat anaknya pergi meninggalkan rumah tak menghiraukan perintah ayahnya.. ia seolah sosok rapuh yang mencoba setegar karang di antara hempasan ombak. Ia tidak begitu menunjukkan kesdihannya dan lansung masuk menjaga anaknya yang masih kecil itu sembari menahan rasa sakitnya yang membuat ia harus menyuruh toni anaknya merawat adiknya itu.
termenung di teras depan rumahnya, ia sedang merenung sambil merokok dan minum kopi.. tiba-tiba alunan suara berda teriakan terdengar dari dalam rumahnya, “ Toni, bantu ayah menjaga adikmu nak “… tanpa mebalas sepatah katapun, ia pergi meninggalkan rumahnya tanpa menghiraukan perintah ayahnya. Sang ayah pun yang telah menunggu lama, keluar.. air matanya menetes saat melihat anaknya pergi meninggalkan rumah tak menghiraukan perintah ayahnya.. ia seolah sosok rapuh yang mencoba setegar karang di antara hempasan ombak. Ia tidak begitu menunjukkan kesdihannya dan lansung masuk menjaga anaknya yang masih kecil itu sembari menahan rasa sakitnya yang membuat ia harus menyuruh toni anaknya merawat adiknya itu.
Siang
berganti malam begitulah alur hidup ini. Toni kembali dengan bibir yang tak
melukiskan senyum sedikitpun.. ia masuk kedalam rumah yang sederhana itu tanpa
menghiraukan apapun, bahkan di saat sang ayah memanggilnya kembali “ Ton,
kemari sebentar nak, “ ia hanya berlalu tanpa kata sedikitpun “ Ton, ayah
memanggilmu nak,, sampai kapan kau akan bersikap dingin terhadap ayah, sampai
kapan kau tak menghiraukan ayah, kau telah berumur 17 tahun, tapi tak
sedikitpun kau mencoba dewasa menghadapi hidup ini “… dengan wajah yang nampak kesal iapun berbalik
dan membalas pertanyaan ayahnya “ Ayah yang seharusnya bertanya pada diri ayah
sendiri, apa pantas toni tersenyum pada ayah, ayah tak sedikitpun membuat toni
senang, ayah tak sedikitpun membuat toni bangga memiliki ayah.. dasar tukang
becak. Tau tidak, Toni juga ingin seperti orang-orang lain ayah, hidup kaya,
punya motor, mobil, makan di restoran, hidup berkecukupan, tapi apa.. Ayah tak
pernah memberi itu pada toni “… ia pun masuk kedalam kamar dan tertidur pulas,
meninggalkan sang ayah yang kembali tertunduk lesuh.. ia tak tau harus berbuat
apa, ia tau ia harus bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, tapi disisi lain
ia ta, hidup ini telah memposisikan dirinya seperti itu, ia takkan mampu
menjadi seperti apa yang di blang toni anaknya.
Pagi
kembali datang menggantikan malam yang begitu terasa panjang, saat toni
terbangun ia tau ayahnya telah pergi bekerja.. ia pun berganti pakaian lalu
berangkat menuju sekolahnya tanpa menghiraukan lauk yang telah di siapkan oleh
ayahnya pagi hari… Takdir terkadang menjadi suatu hal yang pasti, terkadang
kita di posisikan untuk tak mampu memilih,,, pagi itu menjadi awal cerita yang
membuat ia tersadar meski kesadaran itu harus di bayar dengan mahal. Saat
mencoba menyebang jalan, toni yang tak memperhatikan kendaraan yang berlalu
lalang disektarnya akhirnya tertabrak sebuah mobil pick up yang berkecepatan
tinggi dan menghantap tepat di bagian jantungnya.
“
Linda bagaimana keadaan abang mu “ tanya sang ayah yang nampak gelisah saat
datang kerumah sakit tempat toni dirawat kepada anaknya adik toni. Sang ayah
yang sedang dilanda gelisah itu terus menunggu dokter yang merawat toni.. dokter yang ditunggupun terlihat telah keluar
dari ruang perawatan “ dok.. dok/.. bagaimana keadaan toni anak saya dok, apa
dia baik2 sja, apa ia tdk knp2 dok..” ..=>
“ kami sudah berusaha maksimal pak,, tabrakan itu menyebabkan jantung
toni hampir tak dapat berfungsi lagi, ia harus mendapat donor jantung
secepatnya, kalau tidak ia tdk akan selamat “ jawab sang dokter dan segera
berlalu pergi. Ayah toni lansung tertunduk layu, ia berjalan tesungkai-sungkai
memikirkan nasib anaknya.. linda adik toni pun datang “ ayah, abang gimana ayah
, abang gimana ayah,, yah abang gimana”.. “ abang gk papa kok nak km tenag saja
“..
Hari
terus berlalu saat toni sudah tersadar dari komanya.. “ bang,, katanya abang
sudah mendapatkan donor jantung yahh kata dokter, tapi kenapa ia tak mau di
sebutkan namanya “.. dengan wajah datar toni menjawab “ baguslah, abang sudah
tidak tahan seperti ini, abang pingin sembuh,, abang pingin sembuuuhhhhh “.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, ternyata sang dokter yang datang “ saudara
toni, anda harus menjalani operasi jantung sekarang juga, jantung anda sudah
tidak mampu lagi menjalankan fungsinya, secepatnya anda harus menjalani
transpalantasi jantung “. “ baik dok, lakukan sekarang, saya tidak mau trus
seperti ini”.. lind pun terdengar mengeluh “ abang . tunggu ayah dulu, apa
abang mau operasi tanpa ada ayah “ … “ persetan dengan ayah.. ia tak ada
gunanya, bahkan di saat abang seperti ini ia tak ada”…
Operasi
pun berhasil, seminggu setelah operasi toni akhhirnya sudah bisa keluar dari
rumah sakit, tp keganjilan terjadi,
seminggu ini juga sang ayah tak pernah datang menjenguk anaknya, ia tk pernah
terlihat sedikitpun. Toni pun pulang beserta adiknya.. dunia seolah bergetar,
hati sang anak rasanya teriris, dunia seakan menjadi gelap penuh duka, saat ia
membaca sepucuk surat di atas sebuah meja di dalam rumahnya
Untuk toni anak ayah tersayang :
Nak, hidup ini memang rasanya tak pernah adil,
beberapa orang di luar san hidup penuh dengan kemewahannya,
sedang kita hidup dengan kekurangan kita.
Hidup tak pernah membiarkan kita
memilih anakku,
kita seringkali hanya di
perhadapkan dengan takdir yang memaksa kita untuk tertunduk menerimanya
Tapi anakku ingat kata2 ayah, meskipun kita hidup seperti ini, kita
masih saling memiliki
Kita masih punya tuhan yang selalu menjaga kita
Itu lah kebahagiaan kita
Saat kau terbangun, mungkin kau tak akan melihat sosok ayah lagi
Tapi, ayah selalu ada, ayah ada di dalam ragamu, ayah ada di setiap
derap jantungmu
Ayah selalu menyayangimu TONI anakku
Surat
itu membuat toni kini tersadar, ia tidak lagi seperti dahulu, ia tahu ayahnya
tak ada lagi, tapi ia juga sadar ayahnya kini ada di dalam dirinya. Ia kini
menjadi sosok yang berbeda. Minggu pagi saat ia libur, ia beranjak ke makam
ayahnya dan menyimpan sebuah surat untuk ayahnya, berharap ayahnya akan
merasakan surat itu
Surat untuk ayah :
Ayah.. ku ingin kau
tau btapa ku mencintaimu ayah
Ku ingin ayah tau
betapa berharganya ayah bagi hidupku
Sesosok malaikat tak
bersayap yang menyembuhkan lukaku di balik embun yang datang di pagi hari
Malaikat yang
memberiku nafas kehidupan di setiap hariku , bahkan sampai sayapmu jatuh dan patah
Ayah.. ku ingin
memeluk mu untuk yang pertama dan mungkin yang terakhir kalinya
Ku ingin mendekap erat
tubuhmu ayah, membelai rambut putih yang kian menua
Ayahhh.. setiaf
nafasku adalah roh bagimu, setiap senyumku selalu jadi kebahagiaanmu
Terkadang kita di
hadapkan untuk tak berada pada sebuah pilihan
Terkadang ia datang
menjadi sebuah takdir yang memberikan cerita baru dalam hidup ini
Ayah.. Maafkan aku
yang tak mampu menggores senyuman di masa-masamu
Tak mampu memberikan
sedikit cerita indah dalam hidupmu
Bahkan samapai akhir
hidupmu kau masi mampu berkata, setiap ukiran senyum di bibirku adalah tetesan
embun yang menyejukkan pagi-pagimu
Biarkan raga ini
menjadi saksi bisu akan sumpahku, ku akan selalu menjagamu ayah
Ku akan mengukir
senyum di bibirmu hingga suatu saat kau tersenyum dan berkata dengan bangga
“ INI ANAKKU “ wahai
malaikat tak bersyapku
0 Komentar